Ilustrasi hujan meteor. Berikut fenomena astronomi yang akan terjadi pada November 2023 (Sumber: Unsplash/Austin Schmid)
Penulis : Dian Nita | Editor : Iman Firdaus
JAKARTA, KOMPAS.TV – Pada bulan November 2023 ini akan ada fenomena astronomi yang bisa dilihat di Indonesia.
Diketahui, hampir setiap bulan ada fenomena astronomi berbeda-beda yang menghiasi angkasa.
Pada bulan ini, tercatat akan ada beberapa hujan meteor yang akan menghiasi langit pada malam hari.
Bagi yang ingin melihat atau memantau fenomena astronomi pada November 2023 ini, berikut rinciannya, dikutip dari seasky.com, Senin (6/11/2023).
Baca Juga: Hari Pahlawan 2023 Apakah Libur Tanggal Merah? Simak SKB 3 Menteri
1. Oposisi Jupiter
Pada 3 November, Jupiter berada pada titik terdekatnya dengan Bumi dan diterangi sepenuhnya oleh Matahari.
Fenomena ini membuat Jupiter akan lebih terang dan terlihat sepanjang malam serta merupakan waktu terbaik untuk melihat dan memotret Jupiter dan bulan-bulannya.
2. Hujan Meteor Taurid
Taurid adalah hujan meteor kecil yang berlangsung lama dan menghasilkan sekitar 5-10 meteor per jam.
Hujan meteor ini dihasilkan oleh butiran debu yang ditinggalkan oleh Asteroid 2004 TG10 dan puing-puing yang ditinggalkan Komet 2P Encke.
Puncak hujan meteor ini terjadi pada malam tanggal 4 November dan pagi hari tanggal 5 November.
Baca Juga: Cara Melihat Hujan Meteor Taurid Pekan Depan
3. Oposisi Uranus
Pada 13 November 2023, Planet Uranus akan berada pada titik terdekatnya dengan Bumi dan akan diterangi sepenuhnya oleh Matahari.
Planet berwarna biru kehijauan ini akan lebih terang dan akan terlihat sepanjang malam. Ini adalah waktu terbaik untuk melihat Uranus.https://www.youtube.com/embed/9xGJ7U0Vogs?rel=0
Karena jaraknya yang jauh, ia hanya akan tampak sebagai titik kecil berwarna biru kehijauan jika dilihat melalui teleskop.
4. Hujan Meteor Leonid
Pada 17-18 November 2023, langit https://pembangkitkuku.com/ akan dihiasi oleh hujan meteor Leonid yang rata-rata menghasilkan hingga 15 meteor per jam pada puncaknya.
Hujan meteor ini termasuk fenomena astronomi yang langka karena puncaknya hanya terjadi setiap 33 tahun sekali di mana ratusan meteor per jam dapat terlihat.
Leonid dihasilkan oleh butiran debu yang ditinggalkan oleh komet Tempel-Tuttle, yang ditemukan pada tahun 1865.